Friday, December 27, 2013

Profil Pengusaha Boneka Horta

PROFIL PENGUSAHA BONEKA HORTA


BIODATA PERUSAHAAN
Nama Perusahaan             : CV. D’CREATE
Bidang Usaha                   : Boneka Horta
Jenis Produk                    : Horta
Alamat Perusahaan            : Jl. Babakan Raya no.37
No. Tlp                            : 085285155209
Alamat e-mail                   : boneka_horta@yahoo.com
Bank Perusahaan               : BCA
Tanggal Berdiri                 : 2007
Bentuk Badan                   : CV ( kelompok )

BIODATA PEMILIK
Nama                               : Gigin Mardiansyah
Jabatan                            : Pengelola
Alamat Rumah                   : Jl. Pagelaran, Ciomas
Pendidikan Terakhir           : S2


PENGUSAHA BONEKA HORTA
Awalnya, Gigin Mardiansyah terinspirasi oleh ide seorang dosen Agronomi dan Hotikultura IPB, Dr. Ir. Ni Made Armini Wiendi yang memiliki gagasan untuk membuat media edukasi untuk anak-anak agar mereka dapat mengenal dan mencintai pertanian sejak dini, melalui kegiatan yang mereka sukai, yaitu bermain. Akirnya ide tersebut direalisasikan oleh tujuh mahasiswa IPB jurusan AGH angkatan 39, yaitu Gigin Mardiansyah dan enam orang temannya (Imam, Rahmat, Asep, Nur Heidy, Nisa, dan Agustina). Ide itu diaplikasikan menjadi sebuah boneka tanaman atau boneka rumput, karena pada tahun itu sedang ramai boneka barbie. Boneka tersebut diberi nama Horta, kepandekan dari Holtikultura yang merupakan program studi/jurusan tujuh mahasiswa IPB ini. Kemudian ide tersebut diikutkan dalam kegiatan program kreatifitas mahasiswa (PKM) tahun 2004/2005 dan setelah berhasil menjadi juara pada Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS), boneka horta terus dikembangkan hingga sekarang.

Pada tahun 2004 hingga 2007, usaha boneka horta masih dikelola oleh tujuh mahasiswa tersebut. Namun, pada tahun 2007, mereka telah lulus dari Universitas dan empat orang dari mereka mencari pekerjan di tempat lain, sehingga pada tahun 2007 hingga 2009 yang mengambil alih pengelolaan boneka tersebut hanya tiga mahasiswa (Asep, Gigin, Nisa) dan diketuai oleh Gigin. Sejak tahun 2009, boneka horta sudah di patenkan atas nama IPB dan secara hukum sudah dilegalkan dalam bentuk usaha CV. D’Create. Saat ini mereka belum  mempunyai hubungan kerjasama dengan perusahaan lain.

Awal mereka memperkenalkan boneka ini melalui pameran dan bazaar di kampus IPB Dramaga dan mengikuti kegiatan lomba-lomba inovasi bisnis tingkat nasional seperti lomba wirausaha mandiri, lomba wirausaha muda berprestasi Menpora, dan lain-lain, sehingga banyak orang yang mengenal dan mereka diliput serta dikenal melalui media cetak maupun elaktronik. Selain itu, mereka memasarkannya melalui internet, jejaring sosial, iklan, dan lain-lain.

         Boneka horta terbuat dari serbuk kayu (limbah industry penggergajian kayu), benih rumput, pupuk, lem dan bahan-bahan boneka yg lain seperti pita, mata, stocking, dll. Cara pembuatannya mudah, yaitu dengan memasukan semua bahan utama kedalam stocking, kemudian dibentuk sesuai dengan yang kita inginkan (seperti bentuk sapi, katak, macan, dll), kemudian baru finishing dengan cara menempelkan aksesoris boneka dan dikemas menggunakan kain tile. Yang membedakan boneka horta dengan boneka yang lain adalah adanya rumput/tanaman yang bisa tumbuh pada bagian kepala/punggung boneka horta apabila boneka tersebut disiram dengan air. Dipertumbuhan tanaman inilah nilai lebihnya, karena dengan adanya tanaman yang tumbuh tersebut, seorang anak bisa belajar untuk mengenal dan mencintai tanaman, menumbuhkan rasa tanggung jawab dan disiplin anak-anak minimal terhadap mainannya karena mereka diharuskan menyiram dan merawat bonekanya dengan baik. Selain menumbuhkan tanaman/rumput, anak-anak juga bisa berkreasi dengan membuat boneka sendiri atau mencukur rumput yg telah tumbuh sesuai dengan tipe rumput yg mereka inginkan. Hal ini tentu saja dapat memicu daya imajinasi dan  kreatifitas anak-anak.

Boneka horta yang masih dalam kemasan, rumputnya masih bisa tumbuh dengan baik apabila ditumbuhkan sebelum 3 bulan dari sejak pembuatan. Tanggal kadaluarsa boneka ada pada petunjuk penggunaan yang dilampirkan pada setiap boneka. Sedangkan rumput yang telah tumbuh pada boneka bisa bertahan antara 2-3 bulan, hal ini dikarenakan media tumbuhhnya terbatas hanya sebulatan boneka saja dan pupuk/nutrisi yang terdapat pada bulatan boneka juga terbatas.

Modal pertama usaha boneka horta ini mereka dapatkan dari bantuan/hibah sebesar Rp4.750.000,00 oleh Dirjen Pendidian Tinggi melalui program kreatifitas mahasiswa yang mereka ikuti pada tahun 2004/2005 dengan pengajuan proposal. Dengan modal awal tersebut, kini mereka mendapatkan omset perbulannya sekitar 30 juta hingga 100 juta rupiah.

Mereka memasarkan langsung boneka-boneka tersebut ke kiosnya yang ada di Bogor dan Jakarta. Mereka juga memasarkannya di Carefour, dan membuka keagenan di seluruh Indonesia. Target pemasaran mereka adalah semua kalangan, terutama anak-anak. Untuk menjadi agennya, cukup dengan berinvestasi sebesar Rp500.000,00, sedangkan untuk menjadi distributor cukup membayar Rp25.000.000,00. Investasi atau pembayaran tadi akan mereka kembalikan dalam bentuk dagang (boneka horta dan potty dan  media promosi seperti banner, kaos horta, spanduk dan catalog boneka horta. Saat ini, mereka telah memiliki distributor lebih dari 30 orang yang tersebar diseluruh Indonesia. Mereka masih membutuhkan agen karena masih banyak orang yang penasaran atau belum tahu tentang boneka horta, kecuali hanya melihat di liputan media cetak ataupun elektronik. Mereka juga menjalin kerjasama dengan vendor atau suplier dengan terus melakukan kontak dan jujur dalam segala hal, termasuk ketepatan waktu dalam hal pembayaran barang-barang yang mereka beli dari suplier tersebut. Mereka juga memperkerjakan untuk membantu dalam proses produksi sekitar 35 orang yang terdiri dari ibu-ibu rumah tangga, remaja, dan bapak-bapak di Kampung Selahuni, Rt 03/06, Ciomas Rahayu kec.Ciomas. Sedangkan team selles dan marketing ada 7 orang (6 orang di kampus/Dramaga, 1 orang di carefour). Mereka memberikan gaji karyawanya tergantung pada bagiannya. Pada bagian produksi, mereka memberikan gaji perbulan rata-rata sesuai dengan UMR tergantung seberapa banyak mereka bisa memproduksi, sedangkan  dibagian pemasaran biasanya mereka memberikan gaji 1 juta ke atas. Rata-rata pendidikan  terakhir karyawan disana adalah lulusan SMA.

            Mereka memilki banyak variasi atau model, yaitu boneka horta cup, kura-kura , panda, sapi, kodok, babi, gajah, macan, kucing, kuda, horta etnik, horta wisuda, horta mobil, dan super horta. Rata-rata dipasarkan dengan harga 20rb-25rb.

Kemajuan usaha ini juga berkat peran dari IPB, karena semua fasilitas yang mereka gunakan berasal dari IPB, kemudian untuk pemasarnnya, setiap kali ada event yang cocok atau sesuai dengan tema pertanian, boneka horta selalu dilibatkan, baik itu pameran, bazaar, maupun kuliah umum bagi mahasiswa/I IPB. Selain itu, dari LPPM IPB juga membantu memasarkan boneka di tempat LPPM tersebut. Selain itu, pemerintah juga mendukung usaha tersebut dengan melibatkannya dalam acara-acara yang diselenggarakan oleh PEMDA. Prestasi yang telah dicapai oleh Gigin dan teman-teman melalui usaha ini, yaitu penyaji terbaik/penghargaan setingkat emas pada Pekan Ilmiah mahasiswa Nasional di Padang thn 2005, dan rekor MURI sebagai “Penggagas Boneka Horta”.

Struktur Organisasi

Pesan Gigin Mardiansyah untuk pengusaha pemula :

“Yang penting action aja, jangan kebanyakan mikir untuk memulai suatu usaha. Learning by doing aja, Insya Allah semua akan indah pada waktunya,”
 – Gigin Mardiansyah



Reported by :
·        Achlita Dewinta Fajrin     
·        Afifah Diana                    
·        Amelia Rahmayani          
  Aulani Fardina                
·               

Friday, December 13, 2013

Mensejahterakan Petani Melalui Pembiayaan Syariah

        Mensejahterakan Petani Melalui Pembiayaan Syariah
Achlita Dewinta Fajrin
STEI TAZKIA

Menurut data BPS pada tahun 2012, jumlah masyarakat yang bermata pencaharian sebagai petani masih dominan, yakni 39%. Namun, sebenarnya jumlah masyarakat bermata pencaharian sebagai petani berkurang 7,42% dari tahun sebelumnya. Usia mereka rata-rata 45 tahun, danini mengindikasikan teknologi pertanian seperti jalan ditempat.Sedangkan, kebutuhan pangan dari hari ke hari kian meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia.
Fakta ini merupakan hal yang sangat ironis, mengingat Indonesia adalah sebuah negara agraris yang sangat tepat tanahnya digunakan untuk lahan pertanian. Tanahnya yang subur, curah hujan yang baik untuk pertanian, dan wilayahnya yang tepat di garis ekuator mendukung Indonesia menjadi negara yang berpotensi besar untuk menjadi kaya akan hasil pertanian. Tentu semua itu tidak lepas dari peran seorang petani yang menggarap dan memelihara tanah perntanian.
Namun, pekerjaan seorang petani di Indonesia tidaklah mendapatkan penghargaan yang cukup. Hal ini dapat dilihat dari tingkat kesejahteraan petani yang jauh dari cukup. Hal ini membuat pekerjaan sebagai petani terkesan rendahan, sehingga sedikit orang yang ingin menjadi seorang petani. Padahal pertanian sangat penting sebagai penyumbang Produk Domestik Bruto (PDB) nasional sekitar 15% per tahunnya, sumber devisa, bahan baku industri, penyediaan bahan pangan dan gizi, serta sebagai pendorong sektor-sektor ekonomi riil lainnya di Indonesia.
Ketidaksejahteraan para petani ini dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya banyaknya tengkulak, tidak tercapainya target panen, konversi lahan, pembiayaan dalam bidang pertanian, kurangnya pengetahuan tentang pertanian secara global ataupun tentang perekonomian dan lain-lain. Pemerintah sendiri sebenarnya telah memberikan subsidi dan bantuan lain di bidang pertanian walaupun tidak sebesar sector yang lainnya.
Salah satu faktor penyebab ketidaksejahteraan petani adalah perluasan industri dengan mendirikan cabang perusahaan mengakibatkan lahan pertanian semakin terkonversi demi membangun perusahan-perusahan baru dengan harapan meningkatkan keuntungan perusahaan. Para pemilik modal tidak pernah berpikir dampak dari menyempitnya lahan pertanian terutama peran strategis dalam penyediaan gizi/nutrisi untuk tenaga kerja agar meningkatkan produktivitas dan ketahanan pangan. Jika dibiarkan terus-menerus, maka pangan dalam negeri akan dipenuhi oleh produk pertanian impor, akibatnya Indonesia menjadi semakin ketergantungan dengan pihak asing.
Kurangnya pembiayaan dalam mengembangkan usaha pertanian menjadi penghalang untuk mensejahterakan para petani. Mereka kesulitan untuk memiliki alat-alat pendukung untuk menggarap tanah pertaniannya, karena biaya yang tinggi. Jika petani meminjam ke bank, mereka akan kesulitan dengan persyaratan, produk-produk bank yang rumit dan petani harus memiliki jaminan agar dapat diberikan pinjaman. Selain itu, bank juga enggan memberikan pinjaman karena dianggap rawan menunggak.
Selain bank, petani juga memiliki pilihan lain untuk mendapatkan pembiayaan. Mereka yang tidak mau meminjam ke bank akan terpaksa meminjam pada rentenir. Hal ini justru akan semakin mencekik perekonomian petani karena bunga yang diberikan membuat modal yang dipinjam menjadi berkali-kali lipat dan sering kali tidak dapat dibayarkan. Akhirnya rentenir akan menyita kekayaan petani atau menjual aset mereka.
Menurut data Kementerian Pertanian, di Indonesia 90% biaya untuk bertani ditanggung sendiri oleh petani. Hanya 7% yang merupakan pembiayaan sector informal, termasuk pembiayaan oleh rentenir, dan perbankan hanya mampu menyumbang 1% hingga 2% pembiayaan pertanian. Dari data September 2010 Kementrian Pertanian, jumlah pembiayaan sector pertanian adalah sebesar Rp 87,63 triliun atau sekitar 5% dari total pembiayaan yang diberikan bank umum (sekitar Rp 1.750 triliun), sedangkan kredit UKM sector pertanian hanya Rp 20,13 triliun atau 2,2% dari total kredit UKM yang disalurkan bank umum dan BPR (Ibrahim Aji, Sharing, Edisi 75, Maret 2013: 41-42).
Pinjaman atau kredit untuk petani dianggap dapat meningkatkan pendapatan dan kesempatan dalam mengelola usahanya. Ini adalah tugas dari lembaga keuangan seperti bank dan yang sejenis untuk menyalurkan pinjaman atau kredit. Tetapi lebaga keuangan tersebut tidak tertarik karena nilai transaksi yang kecil dan beresiko tinggi (Harmi, 2000:2).  Selain itu para petani pun kesulitan karena produk bank yang rumit dan pengetahuan petani yang kurang terhadap bank, sehingga bank yang telah banyak berdiri ini dirasakan kurang sesuai untuk petani. Seharusnya, fitur-fitur atau produk perbankan lebih menyesuaikan dengan petani, bukan sebaliknya.
Teori dua faktor Herzberg mengasumsikan bahwa ada beberapa ciri pekerjaan dan karakteristik dapat menghasilkan motivasi. Herzberg memandang bahwa kepuasan kerja berasal dari keberadaan motivator. Faktor-faktor itu meliputi upah, kondisi kerja, keamanan kerja, status, prosedur perusahaan, mutu penyeliaan, mutu hubungan interpersonal antarsesama rekan kerja, atasan, dan bawahan (Edy Muspriyanto, http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2012/03/11/179899/, akses 18 Juni 2013). Dari teori tersebut, jika upah petani dapat ditingkatkan maka akan memunculkan kembali kepercayaan diri petani dan akan membuat status petani tidak lagi dipandang sebelah mata.
Sekarang ini mulai terlihat berkembangnya lembaga-lembaga keuangan syariah yang diharapkan dapat membantu petani dan masyarakat dengan kelas ekonomi menengah ke bawah dalam membantu pembiayaan usaha mereka. Kemudian bagaimanakah lembaga-lembaga pembiayaan syariah dapat membantu petani?
Peran Lembaga Zakat
Yang pertama, pembiayaan pertanian dapat memanfaatkan jalur zakat-sedekah-wakaf melalui Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) yang bekerja sama dengan Kementrian Pertanian. Dengan demikian, dapat terdata petani-petani yang benar-benar memerlukan bantuan dan dapat dibina serta diberi penyuluhan untuk mengembangkan usahanya, selain itu dapat diberikan penyuluhan untuk menjauhi hal-hal yang dianggap dapat mengganggu kesejahteraan mereka. Dalam hal ini diperlukan adanya pengawasan untuk memastikan perputaran zakat dikembangkan menjadi zakat produktif.
Koperasi Syariah
            Melalui koperasi, para petani akan lebih ringan dalam membiayai keperluan dalam usahanya, seperti harga jual yang lebih tinggi untuk produk anggota dan harga beli barang pendukung produksi menjadi lebih murah, dapat menghemat atau menekan biaya operasi usaha, kenaikan produktifitas usaha, karena memperoleh informasi pasar, teknologi yang lebih tepat dari koperasi dan memperoleh peningkatan pengetahuan, keterampilan, tumbuhnya manfaat kekeluargaan, tanggung jawab dan harga diri (Kusumah, 1987). Maanfaat ekonomi yang diperoleh anggota dapat berasal dari pembelian barang atau pengadaan jasa bersama serta pemasaran dan pengolahan bersama (Rusidi dan Suratman, 2002).
            Dari pernyataan di atas, koperasi seperti membentuk paguyuban petani yang dapat membantu mereka agar tidak ketergantungan kepada tengkulak dan dapat meminimalisasi praktek tengkulak yang dilarang oleh agama. Petani juga bisa menjual hasil pertaniannya dengan harga yang pantas. Hal tersebut juga membantu negara agar terhindar dari inflasi yang berlebihan pada harga bahan pokok.Koperasi syariah atau biasa dikenal BMT, merupakan koperasi yang berdasarkan pada prinsip syariah atau prinsip agama Islam. Pada prinsip ini melarang adanya sistem bunga (riba) yang memberatkan nasabah, maka koperasi syariah berdiri berdasarkan kemitraan pada semua aktivitas atas dasar kesetaraan dan keadilan.
Pada koperasi konvensional, mereka memberikan bunga pada setiap nasabah sebagai keuntungan koperasi. Ini akan memberatkan petani jika pengembalian pinjaman dilakukan dalam waktu yang lama, karena bunga akan terus bertambah seiring bertambahnya waktu untuk pelunasan pinjaman. Hal tersebut sama dengan meminjam pada rentenir. Koperasi konvensinal juga memberlakukan system kredit barang atau uang pada penyaluran produknya, maksudnya adalah koperasi konvensional tidak mengetahui apakah uang atau barang yang digunakan para nasabah untuk melakukan usaha mengalami rugi atau tidak. Nasabah harus tetap mengembalikan uang sebesar yang dipinjam ditambah bunga yang telah ditetapkan.
Sedangkan pada koperasi syariah, bagi hasil adalah cara yang diambil untuk melayani para nasabahnya. Bagi hasil ditentukan diawal sebagai perjanjian dan biaya yang akan dibayarkan dari pihak peminjam akan tetapi, tidak akan bertambah walaupun pengembaliannya dalam jangka waktu yang lama. Bagi hasil juga hanya berlaku sekali sehingga dirasakan akan meringankan petani atau nasabah yang lain.Inti dari system ini adalah menghapuskan praktek rentenir/lintah darat yang membebani masyarakat.
Koperasi syariah tidak mengkreditkan barang-barangnya, melainkan menjualnya secara tunai maka transaksi jual beli atau yang dikenal dengan murabahah terjadi pada koperasi syariah. Uang atau barang yang dipinjamkan kepada para nasabah pun tidak dikenakan bunga, melainkan bagi hasil (mudharabah). Jika nasabah mengalami kerugian, koperasi pun mendapatkan pengurangan pengembalian uang, dan sebaliknya. Koperasi tidak diperbolehkan meminta keuntungan jika nasabahnya mengalami kerugian, jika ada keuntungan pun yang dimaksud bagi hasil adalah setelah diketahui keuntungan bersihnya, jadi profit sharing bukan revenue sharing.
            Dalam praktek pada baitul mal watamwil (BMT) juga terdapat akad as-salam dan penggunaannya diperuntukan bagi petani, dimana BMT menyalurkan pembiayaan dan berposisi sebagai pemesan barang yang diproduksi petani. Ketika masa panen tiba, petani menyerahkan produksi pertanian kepada bank sesuai dengan yang telah disepakati. Produk lainnya yang dimiliki oleh koperasi syariah atau BMT ini masih banyak, tidak sekedar murabahah, mudharabah atau akad salam saja dan semua produk dirasakan sangat suitable dengan petani maupun masyarakat ekonomi menengah ke bawah lainnya. Berbeda dengan koperasi konvensional, koperasi syariah dapat juga berfungsi sebagai institusi Ziswaf.
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa dengan hadirnya beberapa lembaga syariah seperti lembaga zakat dan koperasi syariah mampu untuk membantu dan mensejahterakan para petani dalam mengembangkan usahanya. Pembiayaan tersebut disesuaikan dengan keadaan mereka, yaitu memenuhi prinsip kebutuhan, fleksibel, bersifat partisipatif sehingga dapat menyerap aspirasi petani, akomodatif, adanya penguatan agar jangan sampai menciptakan ketergantungan, kemitraan dengan penyedia sarana produksi atau stakeholder, dan keberlanjutan untuk tetap terus berjalan, meskipun sudah tidak ada campur tangan lembaga atau aparat pemerintah dan swasta yang mendukungnya.
Namun, yang terpenting adalah bagaimana pemerintah dapat lebih memperhatikan dan melindungi petani, dimana hal ini terkait dengan program Kementerian Pertanian. Sudah saatnya sebagian dana program, seperti kredit usaha rakyat, disalurkan dalam bentuk pembiayaan syariah. Karena itu, penulis berharap mulai dari APBN 2013, Kementan bisa mengalokasikan dananya, misalnya 30 persen dari dana program yang ada, untuk disalurkan dalam bentuk pembiayaan syariah. Ini adalah bentuk kebijakan yang secara kongkrit akan mendongkrak pembiayaan syariah untuk pertanian.


Daftar Pustaka
Aji, Ibrahim. 2013. “Pembiayaan Syariah Untuk Petani”. Sharing Edisi 75 Thn VII
Muspriyanto, Edy. (11 Maret 2012). Petani Menipis di Negeri Agraris. Diperoleh 18 Juni 2013, dari http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2012/03/11/179899/

Saturday, December 07, 2013

How I know my god is Allah

Di suatu malam saat aku mencoba “menelan” semua isi buku BLKS, aku merasa bosan dan mengotakatik handphoneku. Kulihat ramai sekali salah satu group di whatsapp. Ketika ku lihat, aku temukan ini:





Pertanyaan ini menstimulus otakku mengingat orang yang paling special sekaligus motivator terbaik, my mom.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, intinya aku setuju dengan jawaban pada box cokelat di atas. Tapi sekalian curhat, beginilah penjabarannya…

Aku dikenalkan bahwa Allah sebagai tuhan sejak ibuku mengenalkan-Nya. Beliau selalu bicara kepadaku setelah selesai makan malam. Memang, meja makan adalah tempat yang paling asyik untuk berkumpul dengan keluarga dibandingkan berkumpul di ruang tv. Setiap kami selesai makan, pastilah yang tertinggal ibuku dan aku. Percakapan dimulai ketika salah satu dari kami curhat.

Setiap curhatan, siapa pun yang memulai, selalu diakhirnya ibuku memberi nasihat yang sangat bermakna dan setiap perbincangan itu secara tidak langsung mengarahkanku hingga ke posisi yang sekarang. Dimana posisiku sekarang? Aku berada di posisi yang jauh labih baik dari hari-hariku yang lalu. Sekarang aku dapat merasakan Allah berada dekat dengan kita, memantau kita, mendengarkan, bahkan melihat kita yang sedang membaca dan menulis. Sebenarnya lebih dari itu, tapi sulit untukku mengungkapkannya secara detail.

Dari sini aku juga berfikir mungkin itulah sebabnya Allah sebagai tuhan dan Nabi Muhammad saw memerintahkan kita untuk memuliakan ibu, karena beliau tidak hanya yang berjuang mengandung dan menghidupi kita, tapi juga sebagai seseorang yang mengenalkan kita kepada-Nya. Memang kita bisa belajar dari orang lain, tetapi untukku tidak ada orang yang sepenuhnya mengerti aku dan metode untuk menerangkan sesuatu lebih baik dari ibu.

Mungkin sejak pertama kali beliau mengenalkan Allah, dari sanalah aku mulai berfikir, membaca sekelilingku, mengingat kejadian-kejadian sebelumnya, dan mencari tahu apa maksud setiap perkataan beliau. Beliau mengenalkanku kepada-Nya melalui beberapa kisah nyata, analogy, ilmu dan pengalaman yang pernah diperolehnya, dan pemikirannya yang sering membuatku bangga kepadanya (haha).

Dari perbincangan itu pula aku baru tahu kalau beliau seorang muallaf.. dari sana, rasa cintaku kepada Allah semakin bertambah. Rasa syukurku luar biasa kepada-Nya. Dari cerita-cerita masa laluyang ibuku ceritakan, aku sungguh termotivasi dan bertambah imanku kepada-Nya. Sekarang aku mencoba untuk selalu menaati mereka (orang tua ku) karena selain aku yakin bahwa mereka selalu mencoba memberikan yang terbaik, ternyata sebagian besar keputusan mereka untuk anak-anaknya benar.

Sekarang aku merasakan betapa bersyukurnya mengikuti kemauan mereka agar aku kuliah di STEI ini. Allah memberikan aku setahun pertama pelajaran berharga yang belum pernah aku dapatkan dan mungkin tidak semua orang mendapatkannya dengan cara yang begitu indah seperti yang ku dapatkan disini. Kemudian, aku diberikan kakak-kakak tingkat yang luar biasa dan beberapa dari mereka ku anggap sebagai kakak ku sendiri (aku ingin punya kakaaaakkk). Bahkan kakak tingkat yang sudah lulus ada yang masih kontak dan kadang telpon seperti telpon dengan adiknya. Aku juga diberikan teman-teman yang luar biasa, selalu membuatku ingat kepada Allah.

Walaupun orang bilang swasta adalah tempat orang-orang terbuang, tapi disini merupakan tempat mutiara yang belum tergali. Tinggal menunggu sentuhan yang tepat, maka mutiara itu akan menjadi mutiara yang paling bersinar (wah, udah ngelantur kemana-mana nih).

Intinya simple, dari sini aku merasakan Allah sebagai tuhan secara bertahap dan sampai sekarang aku masih dalam proses mengenal Allah lebih baik. Awalnya secara tidak mungkin hanya sekedar ikut-ikutan tapi dengan pembinaan dan proses kehidupan, membuatku berfikir dan terus mencoba untuk mengenal Allah dengan baik. Dalam proses itu, aku sebagai manusia merasakan kehadiran Allah yang membuatku semakin merasa ketergantungan kepada-Nya, which is good….

Kira-kira sama seperti turunnya Al-Quran… berangsur-angsur… 
*sotoy

.....