Monday, January 27, 2014

Ich bin am Lernen





Ada kalanya seseorang (A) membuat kita (B) jengkel dengan tingkahlakunya. Berkata atau bersikap kasar, emosian, kekanak-kanakan, ceroboh, pelupa, tidak konsisten dan yang lainnya. Kita kadang membalasnya dengan perkataan atau perbuatan yang menyinggung perasaan. Padahal mungkin saja dia sedang dalam proses belajar membenahi yg salah itu. Dengan menyinggung perasaannya, bukannya kita memberi semangat dia untuk belajar tetapi lebih terkesan menjatuhkannya. Betapa hinanya seseorang yang tidak senang melihat kemajuan saudaranya.

Jika dilihat dari posisi orang yang belajar (A), bagaimana ia menghadapi kritikan itu menentukan kematangannya dalam menjadikan dirinya lebih "dewasa". Mungkin saja Allah memberikan ujian dalam proses belajarnya agar makin banyak bekal yang ia peroleh utk sampai ke tujuannya. Jika ia berfikir, pasti langkahnya menuju perubahan yang diinginkan samakin dekat, karena dalam hidup yang pertama diberikan adlh ujian, stlh itu barulah pelajaran yang akan diperoleh. Berbeda dengan kuliah yang belajar dulu baru ujian. Anggap saja kritikan itu batu loncatan utk mencapai tujuan dgn lebih cepat. Tetapi kalau ia menerima kritikan secara mentah mentah plus ngedumel pasti semakin lama ia mencapainya.

Kembali lagi ke posisi B, saat menghadapi A lebih baik menenangkannya dan memberikan masukan/kata-kata yang positif. Selain membantunya mengevaluasi diri, dengan seperti itu juga membantu kita untuk sabar dan belajar juga dari A. Belajar mengenali karakter seseorang dan memahami seseorang.

Kita perlu menyadari bahwa hidup itu tidak lepas dari proses yang namanya belajar atau pun berlatih. Baik posisi A atau pun B sama sama orang yang sedang belajar. Ketika berinteraksi, secara tidak sadar mereka berbagi ilmu yg sudah mereka dapatkan selama belajar melalui respon satu sama lain. Namanya manusia pastilah tidak lepas dari khilaf dan lupa juga...

Kadang untuk membantu memanage dirinya, seseorang juga perlu memilih satu diantara beberapa pilihan dan mengorbankan yg lain walaupun sebenarnya ingin semua dilakukan. Atas dasar keterbatasan, lebih baik fokus ke satu titik daripada semua terlaksana namun tidak maksimal dan terasa seperti pointless. Tapi dengan motivasi yang kuat ada saja orang yang bisa maksimal dalam melakukan banyak hal. Dialah orang yang sudah pandai memanage diri dan waktu, bijaksana dlm mengambil keputusan, dan org yang belajar dari pengalaman.

Yah, seperti biasa. Pembahasannya jadi semakin melebar dan tidak sistematis. Kalau begitu, saya akhiri opini ini. Mudah-mudahan bisa diambil hikmahnya.
Terima kasih telah berkunjung dan membaca beberapa tulisan saya. Jangan lupa tinggalkan pesan dan kesan anda di kolom komentar :)
Cogito ergo sum.